Teleconverters Vs. Crop Sensor Kamera - Kemungkinannya adalah bahwa jika Anda telah berpikir bagaimana menfoto satwa liar apapun, anda telah dihadapkan dengan teka-teki memilih antara setup full-frame dengan lensa dan teleconverter, dan kamera sensor crop dengan lensa telanjang. Ini adalah pertanyaan yang muncul terus-menerus dalam pikirian anda.
Seorang YouTuber dan fotografer satwa liar Steve Perry memposting sebuah video di channel youtubenya, bagaimana cara menanggulangi masalah ini. Dalam video tersebut, Steve melakukan percobaan antara Nikon full-frame kamera DSLR, D5 dan D810 dengan Nikon top-end sensor crop DSLR, D500.
Dalam kategori ketajaman, percobaan itu cukup jelas pada satu hal: Sebuah sensor full-frame dipasangkan dengan lensa dan teleconverter akan selalu kehilangan ketajaman bila dibandingkan dengan kamera crop sensor resolusi yang sama. Namun, jika Anda membandingkan sensor full-frame dari resolusi yang lebih tinggi (seperti dalam percobaan D810 nanti dalam video) dan downscale itu, maka anda benar-benar melihat tentang ketajaman yang sama atau sedikit lebih baik.
Terlihat didalam video itu, ketajaman adalah bukan keseluruhan cerita. Dua hal besar yang perlu dipertimbangkan ketika menambahkan teleconverter ke dalam campuran anda bahwa akan kehilangan cahaya, dan kinerja AF tidak akan sebaik itu.
Ini bukan untuk mengatakan mana yang lebih baik dari full-frame, atau sebaliknya. Masing-masing dapat digunakan untuk efek yang besar dalam banyak situasi, tetapi dalam kasus ini, bukti-bukti menunjukkan itu menjadi ide yang baik untuk menggunakan kamera sensor crop, bukan teleconverter, jika ketajaman adalah prioritas No 1 Anda.
Sumber : digitaltrends.com